Saya sebut trilogi’ , karena ada tiga tokoh kali ini yang secara berurutan akan saya tuturkan mahasin kebaikan mereka. Manaaqib mereka . Tentu apa yang akan anda baca hanyalah setitik saja dari lautan kemulyaan mereka bertiga. Anda kita dipaksa menuliskan semuanya , pasti akan membutuhkan berjilid-jilid buku tentunya. Mereka bertiga adalah KH. Salman Dahlawi , Murabbiy Kholidiyyah Popongan Klaten. Yang kedua adalah KH. Munif Zuhri , murabbiy Kholidiyyah Girikusumo Mranggen . Dan terahir adalah KH. Ulin Nuha Arwani , murabbiy Kholidiyyah Kwnaran Kudus. Ketiganya masih ada tautan satu dengan yg lain. Grand Syaikh Kholidiyyah di Jawa adalah Mbah Muhammad Hadi . Seorang Auliya yg dijuluki Syaikhul Islam ini salah satu pembawa Tarekat Naqsyabandiyyah Mujaddadiyyah Kholidiyyah ke Tanah Jawa , makamnya di Bukit Girikusuma Mranggen Demak . Kyai Munif Zuhri adalah buyutnya yang sekarang meneruskan Tarbiyyah murid di Girikusumo . Sedangkan Mabh Salman adalah putra dari anak perempuan Mbah Mansur Popongan dan Mbah Mansur adalah anak dari Mbah Hadi Girikusumo. Adapun Kyai Ulin Nuha yang biasa dipanggil dengan Gus Ulin adalah putra dari Mbah Yai Arwani Kudus dan Mbah Arwani ini muridnya Mbah Mansur Popongan. Jadi semua bermuara ke Girikusumo. Dahlawi Popongan Kyai Ageng Hajji Salman Dahlawiy, Rahimahullah. Dari semenjak usia tamyiz beliau sudah mendapat ijin membai’at murid. Kadang-kadang masih bermain kelereng dengan teman sebaya , tiba-tiba Mbah Mansur memanggil dan memerintahkan dia untuk membai’at calon-calon murid baru . Hal ini adalah bukti bahwa Mbah Kyai Ageng Salman adalah salah satu para Muroodien . Salah satu para Mahbuubin . Murad artinya orang yang dikehendaki Allah . Jauh lebih tinggi derajatnya dibanding murid , atau orang yang menghendaki [ bersuluk kejalan] Allah. Mahbub artinya orang yang dicintai Allah . Jauh lebih tinggi derajatnya dibanding Muhib , atau orang yang mencintai Allah. Yang saya menyesal hingga sekarang adalah saya tidak berhasil melihat wajah beliau saat beliau dalam puncak ketinggian maqamnya [ yaitu saat beliau wafat] . Seharian penuh saya menunggu di samping jenazah beliau bersama Ustadh Ali Ridho Purwadadi untuk mencari kesempatan agung tersebut tetapi para peziarah tidak pernah brenti-berhebtinya datang menshalati. Kata khalifah beliau Gus Multazam ” Nek jenengan ten mriki wou dalu tasih saget…Kalau saja tadi malam , anda masih bisa melihat wajah beliau..” Wa asafaah.. Dahulu Ibu saya punya cerita unik dengan Mbah Salman . Kami sekeluarga sowan kepada beliau untuk melihat putri beliau yang akan di jodohkan dengan salah satu kakak saya . Didepan rumah beliau putri yg di maksud duduk-duduk sambil tidak memakai kerudung Dalam hati Ibu saya membatin ” Aduh , perempuan tidak kerudungan koq mau di jodohkan sama anakku..” Baru saja mbah salman keluar kamar menemui kami , beliau langsung menghampiri Ibu dan berkata dengan halus ” Ibu nyai. Pengapuntene nggih …Anak kulo istri niku pancen mboten remen krudungan koq… Bu. Mohon maaf ya. Anak perempuan saya itu memang tidak suka pakai kerudung .” Ibu saya langsung membatin ” Mati aku. Mbah Salman gak bisa di rasani rupanya. ” Dalam berbagai kesempatan Mbah Salman sering kali menampakkan kebeningan Bashirah beliau dihadapan para Murid . Tentu itu untuk kemashlahatan mereka . Seorang Kyai Khos dari Jepara kepingin bertbarruk dengan Mbah Salman . Tetapi karena kesehatan beliau yg kurang mendukung saat itu pembai’atan dilakukan oleh putra beliau Gus Multazam . Kyai Khos tersebut membatin karena merasa kurang berkenan ” Aduh , aku kesini itu untuk ngalap berkah Mbah Salman , malahan sekarang yang menangani anaknya . ” Tiba-tiba beberapa jam berikutnya dengan tertatih-tatih Mbah Salman keluar menemui Kyai Khos tersebut sambil membawa Risalah kecil tentang Tariqah . Beliau berkata ” Kyai… Panjenengan pulang saja. Orang dzikirnya sudah mapan begitu koq datang kesini . Sudah bawa saja kitab kecil ini. Kyai baca halaman sekian kalau sudah sampai rumah. ” Begitu sampai rumah kitab kecil itu dibuka dan dibaca pada halaman yg dimaksud , ternyata tentang Bab Adab Tatakrama Murid Kepada Syaikh nya . Serentak lemaslah tubuh Kyai khos tersebut . Dia baru menyadari bahwa dirinya diketahui olem Mbah salman kurang benar adabnya saat bertabarruk di hadratnya . Mbah Salman , yang termasuk salah satu Kyai sepuh negeri ini yg dipanggil dengan sebutan “Maulaya “[ Tuanku] oleh Syeikh Hisyam Kabbaniy ini , beliau pernah mampir ke tetangga desa saya . Disitu beliau di undang oleh salah satu guru Tareqah setempat untuk membai’at massal para muridin . Sesudah acara beliau diampirkan oleh salah satu mantan bapak perangkat desa setempat . Beliau bersedia, tetapi beliau hanya duduk -duduk di dipan depan rumah si bapak nya di dalam rumah hidangan serta kasur empuk telah disediakan. Mbah Salman tetap saja tidak bersedia masuk. Sesudah beberapa saat beliau duduk-duduk di dipan tersebut , beliau mengajak rombongan untuk pulang . Ternyata rahasianya baru terungkap beberapa hari kemudian. Bapak perangkat tersebut ngunduh mantu . dan seperti adat desa dia nanggap wayang. Nah pada saat pementasan tersebut seorang Lhedhek , bintang panggung Wayang tersebut duduk-duduk di dipan sampai tertidur pulas . Lama dinanti-nanti si wanita cantik tu tidak mau bangun-bangun sangking pulasnya. Karena sudah jam nya manggung , dia dipaksa untuk di bangunkan . Eh , ternyata tidurnya keterusan alias mati dia. . .! Rupanya dia kena berkah Mbah Salman di dipan itu …. Mungkin juga Tuah ! Berkah jika di maknai kematiannya tidak lagi membuatnya semakin banyak dan semakin lama hidup dalam kemaksiyatannya . Dikatakan Tuah jika dimaknai dia kuwalat… Wallahu a’lam. Zuhri Girikusumo Kyai Ageng Hajji Munif Giri Kusumo Buyut Syaikhul Islam si Mbah Muhammad Hadi Giri Kusumo ini relatif masih muda . Tetapi trah biru yg menitis dari Guru Besar Tareqah Kholidiyyah menjadikannya dikaruniai Allah keistimewaan semenjak usia mudanya . Setiap malam jum’at tidak kurang 5000 murid selalu datang ke Padepokan’ beliau di Bukit Giri Kusumo untuk bersama-sama membaca Maulid Ad Diba’ . Tua muda. Lelaki perempuan . Yang Khos serta yang awam setiap minggunya selalu menunggu setiap patah kata demi kata yg keluar dari mulut beliau . Saya melihat fenomena beliau sangat mirip dengan keadaan Jama’ah Sema’an Alqur’an nya Gus Miek dahulu . Yg ribuan orang sampai rela sehari semalam untuk menunggu gus Miek berkata apa. Dawuh Apa. Bernasehat apa. Kyai Munif juga demikian kurang lebihnya . Kadang-kadang dalam majlis malam Jum’at yang mereka sebut sebagai majlis Jamuna [ Jama’ah Muji Nabi ] itu Mbah munif malah hanya banyak menangis saja tidak mampu berkata-kata. Para jama’ah yang hadir pun turut pula banyak yg ikut meneteskan air mata. Dan setahu saya , Mbah Munif sangat terpengaruh secara Rukhaniyyah dengan Al Habib Ahmad Al Athas Shohib Pekalongan serta Habib Kuncung Al Haddad Kalibata, Jakarta. Kyai Zainal Arifin Welahan cerita kepada saya,dulu waktu masih muda dia jagongan sama Mbah Munif Girikusumo yg saat itu jga masih muda. Beliau berdua ngobrol ngalor ngidul tentang zikir. Kata mbah munif “zikir ismu dzat it bikin panas dlm tubuh.” Kata si Mbah munif sambil meletakkan sebatang korek api diatas Air mineral gelas. Beliau terus bicara panjang lebar tentang zikir. Kira kira seperempat jam kemudian beliau menutup pembicaraannya sambil menunjuk ke air mineral gelas didepannya “ini lho,kalo zikir itu bisa membakar dosa sampek habis..Itu lihat..!” Kyai Zainal Arifin pun melihat air mineral di depannya . Ternyata airnya hilang entah kemana sementara korek api yang diletakkan diatasnya menjadi gosong seperti sudah habis terbakar. Anehnya, pentol korek itu tidak pernah di sulutkan serta botol air mineral gelas itu masih utuh tidak bocor..lalu lewat mana air itu menguap lenyap? Pikir Kyai Zein. Kyai Abdul Haq salah seorang Guru Tareqah Khalidiyyah bercerita . Suatu hari dia dipanggil sowan Mbah Munif . Sesampainya di Girikusumo Kyai Abdul Haq hanya diberi Mbah Munif uang receh sebesar 500 perak . Tetapi kata Mbah Munif ” Kyai.. Ini ada uang . Buat berangkat haji ” 500 rupiah buat berangkat haji ya aneh . Malah sebagihan orang berpikir itu perbuatan seorang yang kenthir . Sesampainya di rumah Kyai Abdul Haq hanya menimang-nimang uang receh tersebut sambil berkata ” Yi Munif itu maksudnya apa? Aku itu tidak punya uang , dikasih mangatus rupiyah koq disuruh buat Hajji. Gimana? ” Baru saja beberapa menit datang tamu . Seorang murid Tareqah . Tanpa ba bi bu matur kepada Kyai Abdul Haq bahwa Kyai kalau mau sat itu juga di daftarkan Hajji atas tanggungan biaya si Murid ! Subhanallah… Kyai Abdul Haq hanya bisa mrebes mili air matanya saja. Saya dulu ingat mirip-mirip demikian – memberi uang receh sebagai jimat – sering dilakukan seorang Kyai Majedub dari Sarang Rembang yaitu almarhum Kyai Ahmad . Saya pernah kebagihan beberapa rupiah dari beliau . Sayangnya sekarang tidak tahu lagi rimbanya uang jimat itu Kalau sekarang anda sowan ke Solo ketempat Habib Syeikh mungkin anda juga akan kebagihan uang receh jimatan. Kata Habib Syeikh biasanya ” Duit rongewu dadi rong melyarr .. Uang Dua ribu jadi uang dua milyar .” Semacam do’a beliau untuk mudah rejeki barangkali. Kyai Munif ini saking tajamnya mata bathin beliau sampai-sampai keadaan para muhibbin beliau , para murid beliau di tempat yang jauh pun beliau waskita dan mengetahui . Sudah terlalu sering Ibu mertua saya yang kebutulan masih pernah adik Kyai Munif ini bercerita kepada saya kalau apa saja yg terjadi di dalam rumah mertua saya, Mbah munif dari jauh sudah mengetahui detailnya. Sampai-sampai jika Ibu mertua saya sowan pun malah sebelum cerita ke Mbah Munif , eh malah Mbah munif yang duluan menceritakannya. Biasanya Ibu mertua saya tinggal klepek-klepek saja. Sampai saat ini Mbah Munif Alhamdulillah masih dalam keadaan sehat di Kediaman beliau di Girikusumo dan Ketua Syuriyah PKB Cabang Demak ini terhitung menjadi salah satu rujukan pangestu para pejabat negara dan para pengusaha-pengusaha yang mereka pada berebutan mencari berkah dan untung dengan restu serta do’a beliau . Hafidhohul Loohu Ta’alaa , Wa matta anal lahuna bihayaatimih , Amin . Nuha Arwani Gus Ulin Kudus Kyai Ageng Hajji Ulin Nuha Arwani Jika anda bertanya pesantren terdepan yang mencetak para penghafal Alqur’an dengan kuwalitas terbaik maka salah satu jawabannya adalah Pon-Pes Yanbu’ul Qur’an Kudus. Pesantren Alqur’an rintisan Kyai agung Mbah Arwani Amin Said ini dikenal sebagai pesantren Alqur’an terbaik di Indonesia. Dan sekarang yang memimpin adalah beliau Si Mbah Kyai Ulin , putra pertama Mbah Arwani. Mbah Arwani yang merupakan Mursyid Tariqah Khalidiyyah yang memmpunyai Khanaqah atau pondok Tareqah di Dusun Kwanaran ini pun menitiskan kekhilafahan tareqahnya kepada Mbah Ulin . Jadi sebagaimana abahnya, Kyai Ulin juga memimpin Pondok Takhfidh sekaligus menjadi Murabbiy Tariqh di Induk Kwanaran Kudus. Dikatakan induk , karena cabang-cabang pondok Tareqah Kwanaran sudah mencapai ratusan [ mungkin] tersebar di sepanjang Pantura Jawa. Perawakan Mbah Ulin yang Gagah , ganteng dan rapi selalu menyenangkan jika dipandang . Tetapi tutur kata halus beliau lebih menyenangkan lagi di dengarkan. Kepada siapapun beliau selalu memakai bahasa kromo inggil [ jawa halus] . Bentuk penghormatan beliau kepada siapa saja tanpa memandang status serta umur bersangkutan. Begitulah salah satu bentuk ketawadhu’an. Beliau anak Kyai besar . Anak Waliyullah yang oleh Mbah Hamid Pasuruan di beri julukan Mbah Arwani Wali Kudus . Meskipun seorang anak tokoh besar, Mbah Ulin saat masih mondok di Pondok Asuhan Kyai Wali Muhammadun Pondowan Pati Jawa Tengah , beliau masak ya masak sendiri. Giliran menyapu halaman beliau yang menyapu sendiri. Paman saya, Kyai Mansur yang kebetulan teman satu kamarnya sering kali saat melihat Gus Ulin [ begitu biasanya beliau dipanggil, bahkansampai sekarang saat beliau sudah beranjak sepuh ] memegang sapu lidi , Kyai mansur mencoba memintanya ” Gus, biar saya saja yang menyapu untuk panjenengan.” Kata Paman Saya. Mbah Ulin selalu menolak dan dengan halus mengatakan terima kasih saja. Ketawadlu’an ini yang merupakan ciri khusus beliau . Hanya saja, karena beliau itu di takdirkan Allah menjadi seorang yang kaya raya . Punya mobil mewah serta pakaian beliau selalu tampak rapi dan wangi , kadang kala membuat orang salah menilai. Gus Lukman al-Hakim putra Kyai sepuh Jekulo Kudus pernah cerita. Salah seorang teman disaat melihat keadaan diri Mbah Ulin yang seperti itu dia berkata ” Kyai Tareqah koq kaya raya. Bajunya bagus-bagus dan mobilnya mewah . Tidak pantas ya ? Mestinya Kyai Tareqah itu harus khumul , tidak suka bermewah-mewah.” Nah, selang seminggunya teman itu sowan kepada Habib Anis bin Alawiy Al Habasyi Shohib Gurawan Solo . Memang temen ini mulazamah majlis Rauhah al Arif Billah Habib Anis ini .Pada kesempatan itu , saat temen itu baru saja duduk , tiba-tiba Habib datang menghampiri dia dan bertanya ” Antum dari mana ? ” Tanya Habib Anis. ” Dari Kudus, Habib ” Jawabnya. ” Alhamdulillah… Kudus itu ada seorang Kyai yang sebenar-benarnya Kyai . Namanya Kyai Ulin Nuha. Antum kalau ada perlu apa soal keagamaan datang kepada Kyai Ulin Nuha ya? ” Tutur Habib Anis. Temen itu langsung teringat keingkaran hatinya kepada Kyai Ulin dan sontak teguran Habib Anis itu [ yg merupakan Kasf agung beliau ] membuatnya jatuh lemas dan menangis menyesali diri. Dia baru sadar seseorang tidak boleh menilai maqamat orang lain dari penampilan lahiriyahnya saja. Karena itu adalah Sirr , dan sirr tempatnya ada di dalam . Tiada bisa melihat kecuali ahlinya. Laa ya’riful jauhar illal Jauhariy .. Tidak mengerti karat derajat mutiara kecuali Tukang Mutiara. Tetapi saya juga memaknai persaksiyan Habib Anis tentang Kekiyaian yang sebenarnya dari Mbah Ulin adalah salah satu bukti ketulusan serta keikhlasan Kyai Ulin dalam menjalani hidupnya . Saya tahu persis karena saya -alhamdulillah -arbainiyyah saya dalam bimbingan beliau . Dalam banyak kesempatan , dihadapan ratusan murid – murid Tareqah pun , saat ada yang bertanya tentang satu hukum agama atau masalah tareqah kepada beliau dan tampaknya beliau benar-benar belum mengerti jawabannya , maka tanpa malu beliau akan menjawab ” Kulo dereng mangertos jawabanipun. Insyaallah benjang menawi sampun pikantuk jawaban panjenengan kawula paringi pirsa…Saya belum tahu jawabannya . Insyaallah besok kalau saya sudah ketemu jawabannya anda akan saya beri tahu .” Masyallah… Seorang mursyid. Seorang Kyai besar dihadapan banyak murid tanpa malu mengatakan Laa Adriy .. AKU TIDAK TAHU. Saya ingin bertanya kepada anda, sosok ahli ikhlas semacam beliau ini di zaman sekarang masih ada apa tidak ? Apalagi kyai ataupun para ustadz televisi . Tidak ada yg tidak tahu bagi mereka. Semua pertanyaan pasti di jawab. Bener salah belakangan. . . Saya menjadi memahami makna Habib Anis tentang SEBENAR-BENARNYA KYAI ini . Saya teringat cerita sejenis yang hampir ribuan tahun lampau sudah dianggap langka. Cerita tentang Imam Malik ra. Haitsam bin Jumail berkata ” Aku menyaksikan Imam Malik yg di tanya 48 pertanyaan dan dia menjawab untuk 33 pertanyaan tersebut dengan jawaban AKU TIDAK TAHU ..” Imam Malik sendiri berkata ” Sangat penting seorang yang Alim mewariskan kepada para murid dan rekan di sekelilingnya ucapan LAA ADRIY ..Aku Tidak Tahu Jawabannya..sampai akhirnya kebiasaan itu menjadi pokok dalam genggaman mereka , sehingga jika ada yang bertanya dengan soal yg tidak diketahui jawabannya maka mereka akan sigap menjawab Aku Tidak Tahu ” Dalam bentuk seperti ini saya memandang Kyai Ageng Hajji Ulin Nuha beberapa tingkat telah mengalahkan Kyai-kyai serta mursyid-mursyid yang lain. Semoga Allah memanjangkan umur beliau dan para Kyai Ageng , para Mursyid yang lain . Tetap dalam kesehatan dan keselamatan sehingga kami semua selalu mendapat limpahan keberkahan mereka semua , Amin. _______________________ Ust. Muhajir Madad SalimAISNusantara, Sewon, Yogyakarta, Indonesia. 3,856 likes · 6 talking about this. Arus Informasi Santri (AIS) Nusantara adalah sebuah komunitas para pegiat media sosial santri di seluruh
KH Ulin Nuha Arwani Kudus - Menjadi penghafal Al-Quran saja tidaklah cukup. Membaca Al-Quran juga memiliki etika dengan haqqa tilawatih, Demikian pesan KH Ulin Nuha Arwahi dalam Haflah Khatmil Qur'an PP Al Badriyyah Suburan Mranggen Kabupaten Demak, Ahad 22/04/2018. "Mengaji dan mempelajari Al-Quran itu harus sampai tahqiq atau haqq tilawatih," tutur Kiai Ulin. "Baik dengan lisan, yakni membacanya dengan ilmu tajwid, dengan akal, yakni mentadabburi ayat-ayat Al-Qur’an, dan dengan hati, yakni memahami dan mengaplikasikan ajaran Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari,” imbuh Kiai asal Kudus ini menjelaskan. Lebih lanjut putra KH Arwani Amin AH ini berpesan, "Al-Qur'an yang telah dipelajari, usahakan selalu dibaca sesuai ajaran yang telah diterima dari guru beserta adab-adabnya". Beliau menerangkan maksud dari shahibul Qur'an dalam sebuah kitab tafsir yaitu orang yang mulazim litilawatih yakni orang yang selalu membacanya, mutakhalliq biakhlaqih yakni mempunyai adab sebagaimana yang diajarkan Al-Qur'an, dan wal amilu bih yakni mengamalkan dawuh-dawuh Al-Qur'an. Pengasuh PP Al Badriyyah, KH Muhibbin Muhsin AH menegaskan pesan Kiai Ulin tersebut. Pada para santri, Kiai Muhibbin berpesan agar para santri memiliki akhlak seperti dalam ajaran Al-Qur’an, selalu tawadhu’, dan mengabdi kepada guru atau kiai supaya mendapat keberkahan dalam hidupnya. Haflah yang dihadiri ribuan santri dan alumi, merupakan wisuda khatmil qur'an ke 42 ini terdiri dari khatam bil ghaib hafal 30 juz sejumlah 9 santri putra dan putri, khatam binnadzar membaca 30 juz 40 santri putra dan 64 santri putri, dan juz amma putra 37 santri, dan juz amma putri sebanyak 90 santri. [
Perwakilankhotimin, Nur Efendi Wibowo, dalam sambutannya mewakili teman-temannya mengucapkan banyak terima kasih dan memohon doa restu kepada romo kyai putra KH. Arwani Amin, (KH. Ulin Nuha dan KH. Ulil Albab, Red) dan pengasuh lainnya, supaya nantinya setelah dari pondok ini, bisa dipermudah jalan hidup dan bisa menjaga hafalan Alqur'an. O papel não era para ele. Quando procuravam um ator para interpretar Greg Hirsch, um sujeito de cerca de 26 anos, inocente e desajeitado, que viajava de sua cidade para o epicentro da batalha shakespeareana entre membros da disfuncional família Roy, não pensavam em Kieran Culkin Nova York, 39 anos. Quando recebeu o roteiro do piloto da série em 2016 tinha 35. A série era Succession, título que pode ser traduzido como “sucessão”, mas que também joga com a palavra “sucesso” em inglês success, cuja terceira e aguardadíssima temporada acaba de estrear na HBO. Um complexo emaranhado de intrigas, tramadas em luxuosos escritórios no centro de Manhattan, para controlar o império de comunicação Waystar Culkin se sentia velho demais para se colocar na pele daquele personagem, que acabou nas mãos de outro ator, Nicholas Braun. Mas estava gostando do texto o suficiente para continuar lendo. Foi assim que encontrou o personagem que mudaria sua vida Roman Roy, o filho mais novo da família, irreverente e provocador, aparentemente imaturo, mas com uma aguda inteligência que vai se tornando mais patente à medida que a trama avança. “A primeira coisa que Roman dizia quando aparecia em cena era Olá, olá, canalhas’”, contou em uma entrevista ao The Guardian. “Achei muito engraçado o jeito como ele falava. E embora eles ainda não estivessem procurando atores para interpretar Roman, escolhi as três cenas de que mais gostei, gravei-me interpretando-as e enviei o vídeo para o meu agente. Jessy Armstrong [o criador da série] as viu e decidiu me contratar.”Desde a estreia em 2018, Succession se tornou uma série cult e uma obsessão mundial que vai muito além da ficção a forma como os personagens se vestem é analisada como um reflexo fiel da forma como os ricos de verdade se vestem. No ano passado, ganhou sete prêmios Emmy, entre eles o de melhor série dramática, e fez Kieran sentir, depois de 23 filmes, várias séries de televisão e respectivas indicações para o Emmy e o Globo de Ouro, que definitivamente quer ser ator. “Lembro-me do momento exato em que senti isso”, explicou ao The Hollywood Reporter. “Foi ao terminar de rodar a primeira temporada. Estava voltando para casa e pensei É isso que quero fazer da minha vida. Acho que quero ser ator’. Tinha 36 anos. Há 30 anos venho me dedicando a isto”.Kieran Culkin o menor posa em Paris com o irmão Macaulay; a mãe, Patricia Bretnup, e o pai, Christopher Kit’ Culkin, no Natal de 1990. Francis Apesteguy Getty ImagesA atitude de Kieran em relação à sua profissão e essa incapacidade quase patológica de se considerar um bom ator ou sequer querer se tornar um, apesar de seu enorme talento, pode surpreender. Mas se entende se olharmos seu sobrenome os Culkin eram uma família dominada por um pai tirânico clássica fábula do ator fracassado que tenta se realizar por meio de sua prole e por casualidade Kieran conheceu muito cedo a fama, não a própria, mas a do irmão, que se tornou uma das estrelas infantis mais brilhantes e problemáticas do século XX. Seu nome era delesA história da saga cinematográfica dos Culkin começa em um minúsculo apartamento em Manhattan, na rua 94 com a Segunda Avenida. “Mal dava para um casal morar”, disse Kieran à Vanity Fair em 2018. “Era simplesmente um corredor, sem portas, exceto a do banheiro, sem trinco. Naquele apartamento meus pais criaram sete filhos [Shane, Dakota, Macaulay, Kieran, Quinn, Christian e Rory]”.“Alguns iam para a escola, outros não”, acrescentou Culkin. “Assistíamos a combates de luta livre na televisão o tempo todo [...] e então Shane, Mac [Macaulay] e eu imitávamos os lutadores.” Os quatro irmãos mais velhos nunca terminaram o ensino médio, apesar dos esforços da mãe, Patricia, em manter algo semelhante a uma vida familiar convencional reunindo todos na hora das refeições, montando a árvore de Natal ou comemorando o Dia de Ação de atitude do pai, Christopher Cornelius Kit Culkin, era muito diferente e acabou determinando a vida dos filhos. Kit nasceu em Nova York e teve uma breve carreira como ator infantil. Dividiu o palco com Laurence Olivier em Beckett e com Richard Burton em Hamlet na década de sessenta. Apesar de que aquilo durou pouco e ele acabou trabalhando como sacristão em uma igreja, nunca rompeu completamente seus laços com o mundo do espetáculo. Kieran recordaria “Alguns amigos dos meus pais tinham um pequeno teatro, o Light Opera, em Manhattan, e cada vez que precisavam de uma criança para alguma de suas peças, meu pai lhes perguntava De que idade e de que gênero?’. Tinham sete para escolher. Éramos como adereços para aquelas obras”, diz Culkin posa com parte do elenco de Sempre amigos’ na estreia, em 1998. Entre as outras estrelas do filme, Sharon Stone de branco, Gillian Anderson e Harry Dean Stanton à direita. WireImageFoi assim que os Culkin entraram em contato com a atuação, sem escolha possível. Kieran nunca estudou interpretação. Não lhe fez falta. A insistência paterna fez com que todos os Culkin acabassem trabalhando mais cedo ou mais tarde na indústria do espetáculo. De fato, no caso de vários dos irmãos, essa carreira começou diretamente contra a vontade deles. Foi o caso de Dakota Culkin, Cody para a família, que morreu em um acidente de trânsito em 2008. Uma morte que mergulhou Kieran em uma profunda tristeza que mais uma vez o afastou de sua profissão durante um tempo. O ator reconheceu que considerou sua irmã uma de suas maiores inspirações para interpretar Roman Roy. “Cody era a pessoa mais engraçada da família, ela tinha um senso de humor sombrio e arrevesado.”Mas o membro da família que trouxe Kit de volta à indústria do espetáculo foi Macaulay. Esqueceram de mim 1990, em que Kieran estreou na tela grande interpretando um dos filhos da família, fez de Macaulay a maior estrela infantil desde Shirley Temple e a primeira criança a ganhar um milhão de dólares por seu papel seguinte, o de Thomas, em 1991, no filme Meu primeiro quarto só para eleLogo a família se mudou para uma bela casa no Upper East Side, onde cada uma das crianças pôde ter seu próprio quarto. Kit, focado na fulgurante carreira de Macaulay, assumiu o controle. Em 1993, a revista Premiere classificou o patriarca dos Culkin como o 48º personagem mais importante de Hollywood, à frente de personalidades como Michael Douglas e Eddie Murphy. Logo ele também se tornou uma das pessoas que despertavam mais receio na indústria cinematográfica. Kit era despótico e implacável com os estúdios, exigindo cada vez mais dinheiro e mais controle criativo sobre os filmes de que o filho uma entrevista ao célebre podcast WTF de Marc Maron, Macaulay contou como o pai tinha sido um tirano com ele e seus irmãos, humilhando e ameaçando os filhos continuamente e provocando, em última instância, que o menino abandonasse a interpretação e se emancipasse dos pais em 1995, quando sua carreira estava apenas começando. Kieran reconheceu que o pai nunca se comportou tão mal com ele quanto com o irmão, “mas meu pai não era uma boa pessoa e certamente não foi um bom pai”. A lembrança que guarda de Kit é de uma presença constante e desagradável em casa, que às vezes desaparecia durante várias semanas e ninguém sentia falta. Para sorte dele, segundo diz “Desapareceu da minha vida quando eu tinha 15 anos”.Macaulay Culkin e Kieran Culkin na estreia do musical Summer of 42′ em Los York Daily News Archive NY Daily News via Getty ImagesEles só se cruzaram novamente uma vez, em 2014, quando Kit assistiu a uma peça de teatro interpretada por Kieran na Broadway e se encontram no camarim. O patriarca dos Culkin estava em um estado físico lamentável depois de ter sofrido um derrame cerebral, algo que não comoveu o ator. “Dane-se ele, não me importo”, comentou sobre o encontro ao The Hollywood à ascensão do irmão ao estrelato e à deriva autoritária do pai quando tinha apenas oito anos influenciou sua visão da fama, que a partir de então ficou associada em sua mente a algo profundamente desagradável. “Não gosto”, explicou à Vanity Fair. “Acho que as pessoas inteligentes e com a cabeça no lugar que experimentam a fama direta ou indiretamente não a querem. Entre minha felicidade pessoal e o sucesso, escolho a primeira, sem dúvida. Se isso me faz sentir mal, qual é o sentido?”.Kieran se lembra de inúmeros acontecimentos desagradáveis relacionados à fama do irmão no início dos anos noventa, como a ocasião em que, enquanto caminhavam pela rua, uma mulher arrancou o boné que Macaulay usava para não chamar atenção. Olhou para ele e começou a gritar “Sim, é ele!”, e depois disse ao menino “Você não é tão fofo”.Lenta aprendizagemA fama de Macaulay e seu abandono posterior ofuscaram os constantes avanços da carreira de ator de Kieran. Uma trajetória que também teve longas interrupções voluntárias que às vezes duravam anos. Em 1991 foi escolhido para interpretar o filho de Steve Martin e Diane Keaton em O pai da noiva. Também estrelou o lacrimogêneo Sempre amigos, já em 1998, ao lado de Sharon Stone. Pelos dois filmes foi indicado ao prêmio Melhores Jovens Artistas, concedido pela mesma organização que entrega o Globo de Snook e Kieran Culkin em uma cena da segunda temporada de Succession’.Em 1999 apareceu em Regras da vida, indicada a vários Oscars naquele ano, mas o papel que fez seu nome começar a aparecer na imprensa e entre os diretores de casting foi a comédia negra A estranha família de Igby 2002. Kieran, então com 19 anos, considera que esse filme —em que trabalhou com Susan Sarandon, Jeff Goldblum e Bill Pullman— inaugurou sua carreira de ator adulto e permitiu que se libertasse, quase definitivamente, do estigma de ser irmão de Macaulay, foi indicado ao Globo de Ouro e recebeu um Critics Choice Award pelo papel. No entanto, embora estivesse cada vez mais convencido de que queria se dedicar à carreira de ator, sua aversão à fama permanecia intacta. “Posso ser ator e não ser famoso?”, perguntou na época à sua agente Emily Gerson desse filme, vieram muitas ofertas. O sucesso deveria tê-lo levado a interpretar papéis mais ambiciosos e conseguir mais indicações, mas Kieran “não estava preparado”, confessou. “Não teria sido capaz de lidar com o sucesso nem com a atenção que teria sido gerada se tivesse continuado minha carreira, então literalmente desisti dela”. Ocasionalmente Kieran saía de seu exílio como ator para interpretar algum papel secundário em filmes como Scott Pilgrim contra o mundo, o clássico cult de 2010, ou peças de teatro como This is our youth, uma história sobre a juventude e os privilégios escrita por Kenneth Lonergan e ambientada na Nova York de três anos depois da estreia de Succession e com a terceira temporada em andamento há algumas semanas, a fama volta a bater às portas de Kieran Culkin. Ela conseguirá agarrá-lo desta vez? “Meus agentes me enviaram quatro roteiros, mas estou tendo dificuldade em lê-los”, contou. “Estou me mudando e estou prestes a ter meu segundo filho. Além disso, estou cuidando do primeiro, então acho que vou tirar uma pequena licença-paternidade”. No momento tudo parece indicar que Culkin continuará empenhado, pelo menos durante um tempo, em encontrar uma brecha no mundo do cinema para conseguir ser ator sem ser celebridade. Ele sabe muito bem o que pode acontecer com alguém que não aqui para receber a newsletter diária do EL PAÍS Brasil reportagens, análises, entrevistas exclusivas e as principais informações do dia no seu e-mail, de segunda a sexta. Inscreva-se também para receber nossa newsletter semanal aos sábados, com os destaques da cobertura na semana.Karomah Para Ulama Diantara ma'unah KH Ulin Nuha Arwani Amin Kudus beliau adalah Sebagaimana diceritakan oleh Ustadz Ghulam, alumnus Yanbu' Pusat pada 2008. Beliau bercerita, dulu sebelum khatam setoran kepada Buya Ulin, saya diutus pondok untuk ikut mengajar di Yanbu' remaja. Meskipun sudah tidak tinggal di Yanbu' Pusat, saya masih bisa meneruskan setoran kepada beliau. Saya sempet berhenti lama dari setoran karena sedikit malas. Buya banyak undangan keluar. Jadi ya beliau sering tidak hadir pada jam setoran. Jika saya ingin setoran, beliau ada undangan. Apabila saya tidak setoran, eh beliau tidak ada undangan. Sampai akhirnya, suatu malam saat tidur, saya memimpikan beliau. Dalam mimpi tersebut beliau marah karena saya sudah lama tidak setoran, dan beliau menyuruhku untuk setoran kembali. Paginya saya ikut setoran lagi, dan alhamdulillah beliau banyak hadirnya. Jadi cepet khatamnya. Kedua Masih cerita Ustadz Ghulam “Dulu saat Gus Aiman masih mondok di Yanbu' anak-anak, Yai Nashir abahnya Gus Aiman bermimpi ditemui oleh Buya Ulin. Ketika itu Yai Nashir berada di Saudi sedang Umroh. Dalam mimpi tersebut, Buya memberitahu Yai Nashir kalau putranya sudah khatam al-Quran, "Anakmu sudah khatam Al-Qurannya". Setelah bangun dari tidurnya, dari Saudi Yai Nashir mencari cari tahu kabar hafalan anaknya bagaimana. Dan ternyata benar, anaknya baru saja khatam hafalan al-Qurannya. Dulu ada salah satu muridnya yang dekat dengan salah seorang perempuan, dia diperingatkan oleh Buya lewat mimpi. Dalam mimpinya, sedang bermain Facebook, sebagaimana setiap harinya. Perempuan tersebut mengaplud foto masa kecilnya bersama saudara laki-lakinya. Murid Buya ditandai pada foto tersebut. Ketika melihat fotonya, tiba-tiba Buya mendatanginya dari belakang. Beliau melihat foto tersebut. Beliau memarahinya dengan Al-Quran. Buya membaca Al-Quran dengan mimik muka dan nada orang marah. KH Ulin Nuha Arwani Kudus Dengan hadirnya mimpi itu dia sadar, Buya ingin mengingatkannya biar perhatian kembali pada Al-Qurannya, tidak dekat wanita terus-terusan, dan mengurangi main Facebook. Baca Bijak Menggunakan Media Social. Semoga Allah memanjangkan umur beliau. Hafidzohullah. *** Tulisan ini saya masukkan kedalam buku "Ngaji Es Campur Facebook" dengan judul "Ma'unah KH. Ulin Nuha Arwani Kudus". Awalnya, judul dari tulisan ini adalah "Karomah KH. Ulin Nuha Arwani Kudus," akan tetapi ketika saya koreksikan kepada adiknya, yaitu KH. Ulil Albab, beliau mengganti kata "karomah" dengan kata "ma'unah". Karomah dan ma'unah sama-sama berartikan hal yang luar biasa khoriqul 'adah, akan tetapi karomah adalah hal khoriqul adah yang muncul dari seorang waliyullah, sedangkan ma'unah muncul dari seorang muslim yang sholih. Saya yakin, KH. Ulil Albab mengganti kata "karomah" pada judul tersebut dengan "ma'unah" hanyalah sebagai bentuk ketawadlu'an dari keluarga Arwaniyyah. Karena selain muslim yang sholih, KH. Ulin Nuha juga waliyullah -Walaa uzakki Alallahi ahadan-. Banyak orang yang membuktikan karomahnya. Monggo jika ada yang mau menambahi. أدام الله بركتهما فينا بذكر الصالحين تتنزل الرحمات
Data de nascimento 1968, novembro-22 Era 52 anos Nação de nascimento Estados Unidos da America Altura 5 pés 9 polegadas Nome Khalil Kain Pai Gylan Cain Nacionalidade americano Local / Cidade de Nascimento Nova York, Nova York Etnia Branco Patrimônio líquido $ 1 milhão Casado com Elise Lyon Cresci em uma família de ascendência chinesa e afro-americana, Khalil Kain é umAtor e rapper americano, ativo na indústria do entretenimento desde 1984. Ele é mais conhecido por papéis em Suco e Amigas . Além disso, ele é conhecido por sua interpretação de Marvin Cox na comédia romântica de 1997, 'Love Jones'. Filho do Poeta Gylan Kain Khalil Kain nasceu Khaliloeron Kain em 22 de novembro de 1964, sob o signo de nascimento Sagitário, na cidade de Nova York, Estados Unidos. Ele é descendente de afro-americanos e chineses e é americano de acordo com sua nacionalidade. O pai dele Gylan Cain é poeta, dramaturgo, artista musical, que também é um dos membros fundadores da Os Últimos Poetas Originais . Veja esta postagem no Instagram Feliz Dia das Mães para minha mamãe junho. Nós todos te amamos muito. Obrigado por cada sacrifício que você já teve que fazer pelo amor de seus filhos. Agradecemos você. Uma postagem compartilhada por Khalil Kain khalilkain em 14 de maio de 2017 às 9h52 PDT Além disso, ele foi criado no Lower East Side de Nova York, junto com sua irmã, Amber Kain, que também é atriz, principalmente estrelas em peças de teatro. Ele foi para a Universidade de Nova York para se formar. Além disso, ele também é um artista marcial treinado; obteve uma faixa preta na arte marcial coreana. Carreira de ator Khalil Kain começou sua carreira de ator com sua aparição no filme de suspense policial americano de 1992,Suco, junto com Tupac Shakur , Omar Epps , Jermaine Hopkins , e muitos outros. Ele então atuou como Roosevelt Nathaniel Hobbs na peça de comédia de 1994,Homem renascentista. Depois, ele trabalhou em alguns papéis menores em vários filmes, comoDe repente, Susan, Blue Bloods, Baadasssss !, Living Single, Moesha, Sister, Sister,e muitos mais. LEGENDA Khalil Kain com a esposa Elise LyonFONTE Biografia de casadoNo passado, Merwin Mondesir , o ator canadense declarou Kain como gay em sua postagem na mídia social, no entanto, nenhum site oficial abordou o boato. Além disso, ele é um homem casado e feliz e isso fechou todas as questões que surgiram sobre sua sexualidade.bVyBjp3.