UCAPANTERIMA KASIH Alhamdulillah puji syukur kepada Allah swt karena kehendak dan ridha-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Allah SWT atas Rahman dan Rahiim-Nya serta Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia ke zaman yang penuh akan cahaya ilmu. Christomy dan Ibu Dr. Akhlak Muslimah Ketika Mendapat Buku Kenali Dirimu, Temukan Tujuan Hidupmu dari Allah, untuk Allah, hanya Allah, oleh Royhan Firdausy Sumber Dokumen PribadiMenjaga hubungan persaudaraan adalah kewajiban setiap manusia tanpa terkecuali. Memercikkan api perselisihan sama halnya dengan mengundang adanya permusuhan, peperangan, dan perpecahan. Islam adalah agama perdamaian dan penebar kasih sayang untuk alam semesta. Maka setiap muslim harus memancarkan cahaya kebaikan dan membumikan nilai-nilai Islam dengan perangai yang baik serta sikap yang bijak dan santun. Itulah sebabnya, syariat dan akhlak Islam ditegakkan untuk seluruh masyarakat sebagai pelajaran dan untuk memelihara kerukunan tidak cukup hanya dengan teori, dakwah, atau diskusi. Kerukunan akan menjadi mantap jika kita memulai dari diri kita sendiri dengan mencerminkan akhlak yang baik kepada orang lain. Sebab, akhlak yang baik bisa jadi kita akan menginspirasi kepada orang lain. Kita sejatinya adalah cermin. Orang sering kali tidak akan melihat apa yang kita bicarakan tetapi apa yang kita kerjakan. Dengan begitu, maka berakhlaklah yang baik sebagai upaya menjaga persaudaraan harus akhlak? Karena, akhlak ialah yang mampu menjaga ikatan persaudaraan kita tetap harmonis. Akhlak merupakan refleksi jiwa dalam memancarkan nilai-nilai kebaikan, cinta dan kasih sayang. Pada puncaknya kita dapat merasakan kebahagiaan. Sayyidina Ali mengibaratkan akhlak baik air yang dapat menumbuhkan pepohonan. Manusia juga sangat memerlukan akhlak untuk menumbuhkan keharmonisan sosial. Tumbuh dan hancurnya suatu bangsa tergantung bagaimana akhlak warganya. Sebagaimana ungkapan penyair Mesir Ahmad Syauki yang dikutip M. Quraish shihab, “Eksistensi masyarakat ditentukan oleh tegaknya moral; bila moral runtuh, kepunahan mereka tiba.”Dalam sebuah hadist, Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya kejahatan dan perbuatan jahat bukanlah bagian dari ajaran Islam. Dan, sungguh baiknya keislaman seseorang adalah ia yang paling baik akhlaknya.”Kualitas Islam tidak hanya ditentukan oleh ibadah yang telah menjadi kewajiban kita seperti shalat atau budi pekerti kita sehari-hari. Artinya, siapa yang baik akhlaknya kepada siapa pun yang di hadapannya maka akan bertambah baik kualitas Islamnya. Terlebih lagi apabila ibadah kepada Allah dilakukan dengan sempurna, kemudian ditopang dengan amal saleh kepada manusia. Maka jadi sempurna iman dan Saw juga bersabda, “Akhlak yang baik dapat menghapus kesalahan, bagaikan air yang menghancurkan tanah yang keras. Dan akhlak yang jahat dapat merusak amal, seperti cuka merusak manisnya madu.”Demikian halnya dengan keutuhan persaudaraan kita. Tanpa akhlak maka hubungan kita akan retak bahkan sampai hancur. Jika kita benar-benar ingin menegakkan Islam dengan menjaga persaudaraan, maka milikilah akhlak yang baik dan praktikkanlah dalam interaksi Saw. bersabda, “Sungguh engkau tidak akan dapat memberikan kelapangan orang dengan hartamu, tetapi kamu dapat memberikan kelapangan kepada mereka dengan muka yang berseri-seri dan budi pekerti yang baik.”Inilah pentingnya akhlak. Kita dapat selalu memberikan kedamaian kepada orang lain yang tidak punya harta kekayaan. Sebab, harta akan menyentuh jasmani seseorang, sedangkan akhlak akan langsung mengarah kepada ruhani mereka. Apalagi bila kita dapat bederma dengan harta kita yang dibarengi dengan akhlak yang mulia, itu akan jauh lebih Jalaluddin as-Suyuthi, seperti dikutip Saleh Muhammad Basalamah, mengatakan, “Tanda-tanda akhlak yang baik ialah bila orang mukmin banyak memiliki rasa malu, sedikit tidak suka mengganggu orang lain, banyak berbuat baik, suka berkata benar, sedikit bicara banyak beramal, sedikit menganggur, sedikit bicara yang tidak perlu, suka berbuat baik dan bersilaturahmi, berwibawa dan penyabar, rela dengan apa yang diterimanya dan banyak bersyukur, bijaksana dan bersikap lembut, serta memelihara diri dan penyayang. Ia tidak suka melaknat dan memaki, tidak suka melakukan naminah adu lomba, dan juga tidak pemarah. Selain itu, ia juga tidak suka berburu-buru dan menyimpan rasa dendam, tidak pula kikir dan dengki. Ia mencintai seseorang karena Allah, membenci karena Allah, dan marah juga karena Allah.”Muhammad al-Ghazali berkata, “Setiap muslim wajib memiliki perilaku jujur, baik antara sesama muslim dengan muslim maupun antara muslim dengan nonmuslim. Demikian juga berbuat toleransi, menepati janji, sportif, kerja sama, pemurah dan sebagainya.”Perilaku mulia ini harus kita jadikan kebiasaan sehingga pada akhirnya tidak akan keluar dari diri kita kecuali kebiasaan baik dalam kehidupan sosial dengan akhlak yang baik sama halnya dengan menghargai keberadaan mereka, serta menghormati dan memuliakan mereka. Mengapa kita mesti melakukan hal tersebut? Bukanlah manusia sering berbuat dosa dan kehinaan? Ya, benar, manusia gemar dengan kesenangan yang membutakan. Namun, mereka tidak punya harga diri yang harus kita hargai dan hormati. Kita bukan menghormati keburukannya, melainkan satu titik kebaikan yang ada di dalamnya yang belum tampak karena tertabiri oleh kebiasaan kitab Mukhtashar Ihyâ' 'Ulûm ad-Dîn', Imam asy-Syafi’i berkata, “Tidak ada seorang muslim pun yang menaati Allah tanpa pernah mendurhakai-Nya dan tidak ada seorang pun yang mendurhakai Allah tanpa pernah menaatinya.” Hal ini menunjukkan bahwa kita semua memiliki satu titik baik dan buruk. Keduanya saling bertarung untuk mendapatkan posisi terdepan dan berpengaruh. Jika kita sering menggunakan akal maka kebaikanlah yang menang. Namun, jika nafsu yang menguasai kita maka keburukanlah yang hal lagi yang perlu kita ingat, mengapa kita mesti berakhlak kepada saudara-saudara kita? Karena, mereka semua adalah ciptaan Allah yang penuh kemuliaan. Tidak ada yang keluar dari Allah selain kebaikan, termasuk manusia. Manusia adalah salah satu bentuk ciptaan yang baik dan sempurna. Tidak menghargainya sama dengan tidak menghargai Islam Imam al-Ghazali berkata, “Orang yang diridai Allah adalah orang yang berakhlak dengan akhlak-akhlak-Nya, yaitu menutup aib, memaafkan kesalahan, dan menyembunyikan rahasia saudaranya. Adapun keimanan seseorang tidak sempurna sampai dia menyukai sesuatu yang disukai untuk saudaranya.” Ada yang mengatakan, Hati orang merdeka adalah maqam bagi segala rahasia.’ Ada juga yang mengatakan, Hati orang bodoh ada di dalam mulutnya dan lidah orang berakal ada di dalam hatinya.’’’Di antara anggota badan kita yang paling berpengaruh terhadap baik dan buruknya akhlak kita yaitu lisan. Dengan kemampuan berbicara, berinteraksi, berdebat, bertransaksi, bernegoisasi, dan sebagainya, lisan dapat menjadikan seseorang memiliki derajat yang tinggi di hadapan manusia lainnya. Sebab, lisan adalah perantara pertama untuk meluapkan isi pikiran dan hati yang tujuannya adalah pikiran dan hati juga. Sehingga, jika seseorang mampu memaksimalkan lisannya dalam berintraksi maka hati seseorang akan juga ibarat pedang bermata dua. Selain besar sisi positifnya juga tajam sisi negatifnya, tergantung bagaimana menggunkannya. Tidak sedikit orang yang celaka karena mulutnya sendiri, tak dihargai karena tak mampu menjaganya, dan bahkan bisa celaka dunia dan akhirat lantaran salah mengarahkannya. Maka wajar bila kemudian Rasulullah Saw. bersabda, “Orang muslim sejati adalah seorang muslim yang dapat membuat kaum muslim yang dapat membuat kaum muslim lainnya selamat dari gangguan lisan dan tangannya.”Bahkan perkara yang berkaitan dengan lisan juga berhubungan erat dengan kesempurnaan iman kita. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah Saw., “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam.”Hadist tersebut menawarkan dua pilhan yaitu; jika kita sudah memikirkan dengan cermat dan yakin bahwa kita bicarakan adalah perkataan yang baik maka katakanlah. Namun, ketika kita meyakini bahwa perkataan itu menimbulkan keburukan maka diamlah. Perlu diketahui, setiap ada aksi pasti ada reaksi. Apa yang keluar dari mulut kita akan kembali kepada kita. Untuk itu, berpikirlah sebelum berututur bahwa kita semua adalah bersaudara dan diibaratkan dengan satu tubuh akan membuat kita merasakan bahwa kita sejatinya satu meskipun secara fisik berbeda. Jika mereka merasakan sakit maka semestinya kita juga akan merasakan sakit. Pada saat kita menghina dan mencela mereka, itu sama halnya dengan menghina dan mencela kita. Kita menginginkan kebaikan, mereka juga menginginkan hal yang sama. Oleh karena itu, mari kita sama-sama saling menjaga, baik dalam bertutur kata maupun bertingkah al-Ghazali berkata, “Ucapan-ucapan yang baik dapat menyuburkan kasih sayang, mengeratkan persahabatan, dan mencegah tipu daya setan yang berusaha merapuhkan tali hubungan dan menimbulkan persengketaan. Oleh karena itu, dalam pergaulan sehari-hari hendaknya kita membiasakan diri dengan tutur kata yang baik, karena ucapan yang baik dapat menghasilkan kebajikan.”Allah Swt. memerintahkan kita untuk mengucapkan perkataan yang baik dan benarوَقُلْ لِعِبَادِىْ يَقُوْلُواْ الَّتِى هِيَ أَحْسَنُ ج إِنَّ الشَّيْطَٰنَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْ ج إِنَّ الشَّيْطَٰنَ كَانَ لِلْإِنْسَٰنِ عَدُوًّا مُبِيْنًا“Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik benar. Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.’’’ QS al-Isra [17] 53Allah Swt. memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk bertutur kata yang baik dan benar. Sebab, jika itu tidak dilakukan maka setan akan mendatangkan kekacauan yang dapat meimbulkan kejahatan, perselisihan, dan yang baik meliputi bentuk kalimat dan cara penyampaiannya. Sedangkan perkataan yang benar sesuai dengan keadaannya, misalnya jujur, tidak mengadu domba, memfitnah, atau melontarkan kalimat-kalimat yang tidak tepat dan dapat menimbulkan permasalahan. Tuntunan akhlak untuk berkata dengan baik dan benar tentu saja harus sungguh-sungguh dibiasakan, agar kesempatan setan untuk menjerumuskan kita pada permusuhan semakin Penyair Mesir Ahmad Syauki yang dikutip M. Quraish shihab, “Eksistensi masyarakat ditentukan oleh tegaknya moral; bila moral runtuh, kepunahan mereka tiba.”2. Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya kejahatan dan perbuatan jahat bukanlah bagian dari ajaran Islam. Dan, sungguh baiknya keislaman seseorang adalah ia yang paling baik akhlaknya.”3. Rasulullah Saw juga bersabda, “Akhlak yang baik dapat menghapus kesalahan, bagaikan air yang menghancurkan tanah yang keras. Dan akhlak yang jahat dapat merusak amal, seperti cuka merusak manisnya madu.”4. Rasulullah Saw. bersabda, “Sungguh engkau tidak akan dapat meberikan kelapangan orang dengan hartamu, tetapi kamu dapat memberikan kelapangan kepada mereka dengan muka yang berseri-seri dan budi pekerti yang baik.”5. Imam Jalaluddin as-Suyuthi, seperti dikutip Saleh Muhammad Basalamah, mengatakan, “Tanda-tanda akhlak yang baik ialah bila orang mukmin banyak memiliki rasa malu, sedikit tidak suka mengganggu orang lain, banyak berbuat baik, suka berkata benar, sedikit bicara banyak beramal, sedikit menganggur, sedikit bicara yang tiodak perlu, suka berbuat baik dan bersilaturahmi, berwibawa dan penyabar, rela dengan apa yang diterimanya dan banyak bersyukur, bijaksana dan bersikap lembut, serta memelihara diri dan penyayang. Ia tidak suka melaknat dan memaki, tidak suka melakukan naminah adu lomba, dan juga tidak pemarah. Selain itu, ia juga tidak suka berburu-buru dan menyimpan rasa dendam, tidak pula kikir dan dengki. Ia mencintai seseorang karena Allah, membenci karena Allah, dan marah juga karena Allah.”6. Muhammad al-Ghazali berkata, “Setiap muslim wajib memiliki perilaku jujur, baik antara sesama muslim dengan muslim maupun antara muslim dengan nonmuslim. Demikian juga berbuat toleransi, menepati janji, sportif, kerja sama, pemurah dan sebagainya.”7. Mukhtashar Ihyâ' 'Ulûm ad-Dîn', Imam asy-Syafi’i berkata, “Tidak ada seorang muslim pun yang menaati Allah tanpa pernah mendurhakai-Nya dan tidak ada seorang pun yang mendurhakai Allah tanpa pernah menaatinya.”8. Hujjatul Islam Imam al-Ghazali berkata, “Orang yang diridai Allah adalah orang yang berakhlak dengan akhlak-akhlak-Nya, yaitu menutup aib, memaafkan kesalahan, dan menyembunyikan rahasia saudaranya. Adapun keimanan seseorang tidak sempurna sampai dia menyukai sesuatu yang disukai untuk saudaranya.”9. Muhammad al-Ghazali berkata, “Ucapan-ucapan yang baim dapat menyuburkan kasih sayang, mengeratkan persahabatan, dan mencegah tipu daya setan yang berusaha merapuhkan tali hubungan dan menimbulkan persengketaan. Oleh karena itu, dalam pergaulan sehari-hari hendaknya kita membiasakan diri dengan tutur kata yang baik, karena ucapan yang baik dapat menghasilkan kebajikan.”1. Al-Fauzan, Shalih bin Fauzan, Kitab Tauhid, Solo Ummul Qura, 20122. Al-Ghazali, Muhammad, Akhlaq Seorang Muslim, Jakarta Sinar Grafika, Bakhtiar, Laleh, Meneladani Akhlak Allah Melalui al-Asma’ al-Husna, terj. Femmy Syahrani, Bandung Mizan, Chodjim, Achmad, Membangun Surga, Jakarta Serambi, 20145. Departemen Agama RI, al-Quran dan Tafsirnya, Jakarta Depag RI, Firdausy, Royhan, Bergegaslah Manfaatkan Waktumu Raih Kebekahannya, Solo Tinta Medina, Lang, Jeffrey, Bahkan Malaikat Pun Bertanya Memantapkan Iman dengan Berpikir Kritis, terj. Abdullah Ali, Jakarta PT Serambi Ilmu Semesta, Tholkhah, Iman, Manusia, Agama dan Perdamaian, Jakarta al-Ghazali Center, 2008.
DurhakaKepada Orang Tua; Niat Baik Hasilnya Pasti Akan Baik; Untuk Para Istri (Suamiku Milik Ibunya) "Rezekiku Ada Di Langit, Bukan Di kantor" Ketika Cinta Bersemi Di Hati; Pilihan Umat Itu Ada Dua "Jama'ah Atau Jahiliyah" Indahnya Keutamaan Jihad; Sosok Sesungguhnya Pria Idaman Di Hadapan Wanita; Jihad, Api Yang Tak Akan Pernah Padam

Baik dan mulia .. smoga membantu Akhlak yang baikmonmap kl slh yang bener karimah,atau mahmudah,gmn sih

إِنِّيلَأَمْزَحُ, وَلَا أَقُوْلُ إِلَّا الْحَقَّ. Maksudnya: “Aku bercanda, akan tetapi aku tidak mengucapkan kecuali yang hak.”[21] Diriwayatkan bahawa pada suatu hari ada seorang wanita datang kepada Rasulullah s.a.w. kemudian ia berkata: “Wahai Rasulullah, naikkan saya ke atas punggung unta.”.
BIBLIOTIKA - Pantun adalah bentuk puisi yang terdiri atas empat baris yang bersajak dua-dua, dan biasanya tiap baris terdiri atas empat perkataan atau kalimat. Terkadang membentuk pola sajak a-b-a-b, atau a-a-a-a. Kadang pula membentuk pola sajak a-a-b-b. Dua baris pertama disebut sampiran, sedangkan dua baris berikutnya disebut isi pantun. Berikut ini contoh-contoh pantun seputar akhlak dan sikap yang baik. Kalau anak Anda atau adik Anda kebetulan membutuhkan, contoh-contoh pantun berikut ini bisa dijadikan mata di pagi hariCuci muka hilangkan kantukRendah hatilah seperti padiMakin berisi makin merundukBumi berputar tanah dipijakTanah bergoyang datanglah gempaSiapa yang mau menjadi bijakHarus selalu berlapang dadaHati-hati kalau menyeberangPerhatikanlah keselamatanmuHati-hati di tempat orangJagalah selalu sopan-santunmuBurung merpati burung tekukurTerbang bersama di atas sawahAgar hati selalu bersyukurLihatlah selalu orang di bawahBeli baju berwarna biruBaju baru bermcam-macamAgar hati tenang selaluJangan pernah menyimpan dendamDalam kuali menanak nasiNasi berubah menjadi buburSifat tamak tak kan berhentiSebelum badan masuk ke kuburAyah ibu duduk di kursiKursi anyaman buatan negeriKalau hati menyimpan dengkiKawan menjauh teman pun pergiDi pinggir pantai main ayunanMelambung tinggi tiada terasaBila memanggil dengan senyumanOrang pun datang dengan tertawaHujan deras di tanah merahTanah keras menjadi basahBila sadar telah bersalahRendahkan hati minta maaflahBila datang bubuhkan parafTuliskan nama di dalam bukuKalau sudah memberi maafJangan ungkit salah yang laluGelap siang seperti petangPetir bersahut hujan berderaiJangan potong ucapan orangDengarkan bicara hingga selesaiMenanam pohon di pinggir ladangPohon kecil banyak sekaliSebelum cari kesalahan orangLebih baik berkaca diriBadan basah terkena hujanGanti baju tak kedinginanYang benar ayo kita teruskanYang keliru ayo kita tinggalkanBila yang matang jatuh sendiriYang mentah dipetik dari pohonnyaBila yang muda bisa menghormatiYang tua pun akan menyayanginyaNaik gunung dan terus naikMenuju puncak penuh harapanBicara selalu yang baik-baikAtau diamlah jaga ucapanMembaca buku di dalam tendaTenda dibangun di pinggir sawahBila amarah sudah bicaraYang baik pun tetap jadi masalahMenggulung tali mengikat benangTali mendekat benang menjauhUcapan baik membuat senangUcapan buruk mencipta musuhKuli angkut membawa barangBarang dibawa dalam keretaBila suka menuding orangNanti hidup menuding kitaIndah elok si kayu ukirUkiran kuda di tengah hutanKalau bicara tanpa dipikirSering berakhir di pertengkaranPengantin baru duduk bersandingMembalas senyum tamu undanganKalau kita duduk berundingMasalah sulit kan terpecahkanMerah-merah pakaian badutBadut menari di terik siangHati panas jangan diturutKalau diturut akal pun hilangDalam kamar adik belajarAgar ujian menjadi mudahDukunglah pada yang benarBijaklah pada yang salahIbu memasak sayur dan gulaiUntuk tamu yang akan datangKalau bisa hidup berdamaiUntuk apa mengajak perangAda bunga di meja makanBunga plastik tak pernah layuNiat baik cepat lakukanNiat buruk ditahan duluBunga mawar berwarna merahJatuh setangkai di atas tanahBila ingat berbuat salahSegera datang minta maaflahRumput tumbuh dalam ilalangIlalang mati rumput dibuangTunggulah tunggu yang belum datangLupakan saja yang telah hilangAnak ayam namanya itikBurung kecil namanya piyikApa guna berwajah cantikKalau tak punya hati yang baikHati-hati tertusuk duriDuri tumbuh di tangkai bungaPandailah selalu membawa diriAgar selamat dimana sajaBuah mangga tlah kuning ranumKarena matang jatuh sendiriMenebar senyum mendapat senyumMenebar budi mendapat budiPetir hilang hujan pun redaTanah basah banyak airnyaIndah lagu karena maknanyaIndah manusia karena hatinyaTidur nyaman di atas bantalHarap mimpi indah menarikBila kawan perlukan bekalBekal bagus akhlak yang baikKupu-kupu terbang merendahMelayang di atas bunga melatiBila ada kata yang salahMohon maafkan setulus hati
TigaMacam Dosa dan Cara Meleburnya (1) Disadari atau tidak, disengaja atau tidak, setiap manusia pasti pernah melakukan perbuatan dosa dan kesalahan. Baik kesalahan itu yang berhubungan dengan Allah maupun yang berhubungan dengan sesama hamba. Dan sebagai seorang muslim dan mukmin, ketika ia melakukan sebuah perbuatan dosa maka ia
ALLAH Subhanahu Wata’ala telah berfirman, “Sungguh, telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” QS, Al-Ahzab, 33 21. Dan dalam firman-Nya yang lain, “Dan Kami tidak mengutus engkau Muhammad melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.” QS. Al-Anbiyaa, 21 107. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam telah bersabda, “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik.” HR. Al-Bazzaar. Dalam hadits yang lain Nabi Muhammad Saw. bersabda, “Ada dua watak yang keduanya tidak boleh berada dalam diri seorang mukmin yaitu, kikir dan akhlak yang buruk.” HR. Bukhari. Kikir dan akhlak yang buruk merupakan sifat yang sangat tercela. Maka, orang mukmin harus menjauhkan diri dari keduanya, karena kedua sifat tersebut adalah sifat buruk. Akhlak adalah tabiat, watak, harga diri dan agama. Akhlak ialah kesatriaan, kebiasaan, perangai. Hakikat akhlak adalah untuk menata dan mengatur perilaku manusia, dan gambaran batin seseorang, yang meliputi jiwa, sifat-sifat jiwa dan makna-makna khusus dari jiwa tersebut. Jadi akhlak adalah yang mencerminkan perbuatan lahir seseorang dan akhlak mempunyai sifat baik dan buruk. Maka pengertian akhlak adalah keadaan pada diri seorang yang ditampakkan dalam perbuatannya, baik atau buruk secara spontan tanpa melewati pikiran. Allah Swt. menetapkan akhlak untuk mengatur perilaku manusia, supaya mereka dapat bergaul dengan sesamanya dalam bentuk yang akan mendatangkan kebahagiaan dan kesejahteraan bagi mereka di dunia, dan juga keridhaan Allah Swt. di akhirat. Akhlak mulia bukanlah sekedar taktik yang bersifat sementara, melainkan suatu sikap yang terus menerus. Yang pertama-tama dituntut oleh akhlak adalah dibersihkannya diri dari segala macam keburukan yang melekat padanya, dan kemudian mendahulukan perbuatan memberi kepada sesama manusia daripada meminta, baik itu berkenaan dengan masalah-masalah maknawi maupun masalah-masalah materi. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam telah bersabda, “Ada tiga perkara, barang siapa ketiganya berada dalam dirinya ia pasti mendapat pahala dan keimanan yang sempurna, yaitu akhlak yang baik yang disandangnya dalam kehidupan bermasyarakat; sifat wara’ berhati-hati yang mencegahnya dari hal-hal yang diharamkan Allah Swt. dan sifat penyantun yang membuatnya memaafkan kebodohan orang yang jahil terhadap dirinya.” HR. al-Bazzar melalui Anas Wara; adalah menjauhkan diri dari hal-hal yang syubhat, terlebih lagi dari hal-hal yang diharamkan oleh Allah. Al Hilmu , adalah sifat penyantun atau berlapang dada bila menghadapi orang-orang yang tidak mengerti. Yang dimaksud dengan Khuluqun ialah menghiasi diri dengan akhlak yang mulia dalam bergaul dengan orang-orang. Barang siapa yang ingin mendapat pahala dan iman yang sempurna, hendaknya kita mengamalkan ketiga hal tersebut. Dari sini tampaklah bahwa akhlak merupakan sesuatu yang melekat dalam diri seseorang, bukan sesuatu yang tampak secara lahirnya, maka akhlak berhubungan dengan batin seorang, supaya akhlak itu diketahui oleh orang lain, maka harus ditunjukkan lewat perbuatan yang nyata, yaitu perilaku. Jadi perilaku adalah pengejawentahan dari akhlak seseorang. Untuk mengetahui akhlak seseorang, maka perlu melihat perilaku kesehariannya, karena perilaku keseharian seseorang adalah dalil, dan tanda dan bukti akhlak yang dimilikinya. Apabila perilaku kesehariannya baik maka, hal itu menunjukkan kebaikan akhlaknya, begitu juga sebaliknya apabila perilakunya buruk, maka akhlaknya pun buruk. Akhlak yang baik dalam kehidupan muslim secara umum dan dalam berkhidmat kepada Allah khususnya adalah tali keimanan yang kuat dan derajat keimanan yang tertinggi. Sebagaimana sabda Nabi Saw, “Orang-orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah yang akhlaknya paling mulia.” HR. Thobrani melalui Ibnu Umar Akhlak yang mulia adalah keharusan social bagi seluruh masyarakat. Karena barang siapa berakhlak mulia, maka dialah yang paling dicintai Allah Swt. Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah Swt. Maha Pemurah, Dia mencintai sifat pemurah, dan Dia mencintai akhlak yang mulia serta membenci akhlak yang rendah.” HR. Na’im melalui Ibnu Abbas Akhlak yang baik menjadikan seorang menjadi sebaik-baiknya manusia. Nabi Saw bersabda, “Sesungguhnya orang yang paling baik di antara kalian ialah orang yang paling baik akhlaknya.’ HR. Thabrani melalui Ibnu Umar Akhlak yang baik dapat mengangkat pelakunya ke dalam golongan orang-orang yang baik. Dalam hadits yang lain dinyatakan bahwa, “Orang-orang yang terpilih di antara kalian adalah orang yang paling baik akhlaknya.” HR. Bukhari dan Muslim. Hadits ini menjelaskan bahwa seseorang di nilai dari akhlaknya, apabila akhlaknya baik maka ia termasuk orang yang baik, dan apabila akhlaknya buruk, maka ia termasuk orang yang buruk. Akhlak yang baik adalah bagian dari ibadah, anugerah dan pemberian yang paling agung. Dalam hal ini Rasulullah Saw. bersabda, “Tidak ada amal yang bisa memberatkan timbangan seseorang di hari kiamat nanti melainkan akhlak yang baik.” HR. Abu Dawud dan Ahmad. Beliau Saw. bersabda lagi, “Kemuliaan orang adalah agamanya, harga dirinya kehormatannya adalah akalnya, sedangkan ketinggian kedudukannya adalah akhlaknya.” HR. Ahmad dan Al-Hakim. Dan dalam hadits yang lain Beliau bersabda, “Allah menyayangi orang yang bersikap lapang dada toleran, baik ketika menjual, membeli, atau ketika menagih sesuatu kepada orang lain.” HR. Bukhari. Beliau Saw. berlanjut mengatakan, “Sebaik-baik kalian dalam hal keislaman adalah yang paling baik akhlaknya, dengan syarat juga memiliki pemahaman yang baik tentang ajaran-ajaran agama.” HR. Ahmad. Dan dalam Sabdanya yang lain, “Sebaik-baik anugerah yang diberikan kepada manusia adalah akhlak yang baik, dan seburuk-buruk yang diberikan kepada manusia adalah hati yang buruk pada rupa yang baik.” HR. Usamah ibnu Suraikh. Tiada suatu hal pun yang lebih indah dalam diri seseorang selain dari akhlak yang mulia, dan tiada yang lebih buruk dalam diri seseorang selain dari akhlak yang jahat. Berakhlak mulia merupakan salah satu penyebab utama agar seseorang bisa terlepas dari api neraka, dan menjadi penyebab utama dalam memperoleh derajat yang tinggi di dalam surga. Dan itu adalah tujuan terakhir setiap muslim setelah tujuan mendapatkan keridhaan Allah. Dalam hal ini Rasulullah Saw. bersabda, “Akhlak yang mulia itu ada sepuluh macam, terkadang semuanya terdapat dalam diri seseorang tetapi tidak terdapat dalam diri anaknya; terkadang semuanya terdapat dalam diri seorang anak, tetapi tidak terdapat dalam diri ayahnya; terkadang semuanya terdapat dalam diri seorang hamba, tetapi tidak terdapat dalam diri tuannya. Allah membagikannya kepada orang yang dikehendaki-Nya hidup behagia. Yaitu Jujur dalam berbicara, pemberani dalam medan perang, selalu memberi orang yang meminta, selalu membalas perbuatan baik, memelihara amanat, bersilatuhami; memelihara hak-hak tetangga dan teman, menghormati tamu; dan yang paling utama di antara kesemuanya adalah malu.” melalui Aisyah Nabi Muhammad Saw. menjamin orang yang berakhlak baik akan menempati surga yang paling tinggi, Dalam hal ini Rasulullah Saw. bersabda, “Aku adalah pemimpin di sebuah rumah di dalam surga nanti yang diperuntukan bagi orang yang meninggalkan perdebatan, walaupun orang tersebut berada di pihak yang benar. Aku pemimpin di dalam rumah di tengah-tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta, walaupun hanya untuk bermain-main. Aku pemimpin di sebuah rumah di surga yang tertinggi bagi orang yang memiliki akhlak yang baik.” Nabi Saw. pernah ditanya mengenai perihal mengapa banyak manusia masuk ke dalam surga. Sabda Rasulullah Saw, “Bertaqwa kepada Allah dan berakhlak baik”. HR. Attirmidzi dan Ibnu Hiban. Dalam sebuah hadist yang lain Beliau bersabda, “Sesungguhnya api neraka akan terhalang untuk membakar dari setiap orang yang beribadah, pemaaf dan pemurah.” HR. Ahmad. Akhlak yang mulia menimbulkan kecintaan manusia, dan memperkuat kasih sayang. Inilah rahasia mengapa orang-orang yang berakhlak mulia selalu dicintai dan dikelilingi manusia. Khalifahur Rasidun ke empat Ali bin Abi Thalib mengatakan bahwa Akhlak yang baik melahirkan kecintaan dan memperkuat kasih sayang, barang siapa yang baik akhlaknya maka banyak yang mencintainya, dan manusia senang kepadanya. Barangsiapa yang buruk akhlaknya maka teman dan sahabatnya akan membiarkannya menjadi miskin”. Wallahu A’lam bish Shawab. Diningrat * Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Bandung. * Anggota PB Al Washliyah Jakarta. * Mantan Ketua PW Al Washliyah Jawa Barat.
IbnulMubarak rahimahullah berkata, “Akhlak yang baik adalah wajah yang selalu berseri, melakukan yang makruf dan menahan diri dari menyakiti.” Ishaq bin Rahuyah rahimahullah berkata, “Akhlak yang baik adalah wajah yang berseri dan menahan amarah.” (Lihat beberapa ucapan salaf tentang tentang husnul khuluq dalam Jami’ul Ulum wal Hikam
Home Privacy Policy Contact US Disclaimer About Us Sitemap Homeucapan yang baik akan membawa kepada akhlak Ucapan Yang Baik -Ucapan Yang Baik- Mengungkapkan Ucapan Yang Baik terhadap orang-orang yang kita kasihi yakni suatu hal yang wajib dilaksanakan. Dengan demikian itu, maka hubungan di antara kalian malahan akan semakin erat dan harmonis lagi dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Melainkan kadangkala mencari Ucapan Yang Baik yang pas menjadi kendala utama. Hal hal yang demikian jangan cemas lagi, […] MENJADIHAMBA ALLAH YANG BERAKHLAK. 1. Pengertian akhlak. Secara bahasa kata akhlak berasal dari bahasa Arab al-akhlak, yang merupakan bentuk jamak dari kata khuluqatau al-khaliqyang berarti a) tabiat,budi pekerti,b) kebiasaan atau adat,c) keperwiraan, kesatriaan, kejantananSedangkan pengertian secara istilah, akhlak adalah suatu keadaan

Ucapanyg baik akan membawa kepada akhlak - 15958871 abimanyu52 abimanyu52 22.05.2018 B. Arab Sekolah Dasar Ucapan yg baik akan membawa kepada akhlak 2 Lihat jawaban shaalimm shaalimm Akhlak yang baik monmap kl slh yang bener karimah,atau mahmudah,gmn sih sugaoppa sugaoppa Baik dan mulia .. smoga membantu

AlHasan Al Bashri mengatakan, “Berlaku lemah lembut inilah akhlaq Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang di mana beliau diutus dengan membawa akhlaq yang mulia ini.” 3. Keutamaan Bertutur Kata yang Baik. Pertama: Sebab Mendapatkan Ampunan dan Sebab Masuk Surga. Dari Abu Syuraih, ia berkata pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
T5JJas.
  • 195rgs6n1j.pages.dev/33
  • 195rgs6n1j.pages.dev/311
  • 195rgs6n1j.pages.dev/22
  • 195rgs6n1j.pages.dev/101
  • 195rgs6n1j.pages.dev/476
  • 195rgs6n1j.pages.dev/85
  • 195rgs6n1j.pages.dev/294
  • 195rgs6n1j.pages.dev/360
  • ucapan yang baik akan membawa kepada akhlak