ALLAH Subhanahu Wata’ala telah berfirman, “Sungguh, telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” QS, Al-Ahzab, 33 21. Dan dalam firman-Nya yang lain, “Dan Kami tidak mengutus engkau Muhammad melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.” QS. Al-Anbiyaa, 21 107. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam telah bersabda, “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik.” HR. Al-Bazzaar. Dalam hadits yang lain Nabi Muhammad Saw. bersabda, “Ada dua watak yang keduanya tidak boleh berada dalam diri seorang mukmin yaitu, kikir dan akhlak yang buruk.” HR. Bukhari. Kikir dan akhlak yang buruk merupakan sifat yang sangat tercela. Maka, orang mukmin harus menjauhkan diri dari keduanya, karena kedua sifat tersebut adalah sifat buruk. Akhlak adalah tabiat, watak, harga diri dan agama. Akhlak ialah kesatriaan, kebiasaan, perangai. Hakikat akhlak adalah untuk menata dan mengatur perilaku manusia, dan gambaran batin seseorang, yang meliputi jiwa, sifat-sifat jiwa dan makna-makna khusus dari jiwa tersebut. Jadi akhlak adalah yang mencerminkan perbuatan lahir seseorang dan akhlak mempunyai sifat baik dan buruk. Maka pengertian akhlak adalah keadaan pada diri seorang yang ditampakkan dalam perbuatannya, baik atau buruk secara spontan tanpa melewati pikiran. Allah Swt. menetapkan akhlak untuk mengatur perilaku manusia, supaya mereka dapat bergaul dengan sesamanya dalam bentuk yang akan mendatangkan kebahagiaan dan kesejahteraan bagi mereka di dunia, dan juga keridhaan Allah Swt. di akhirat. Akhlak mulia bukanlah sekedar taktik yang bersifat sementara, melainkan suatu sikap yang terus menerus. Yang pertama-tama dituntut oleh akhlak adalah dibersihkannya diri dari segala macam keburukan yang melekat padanya, dan kemudian mendahulukan perbuatan memberi kepada sesama manusia daripada meminta, baik itu berkenaan dengan masalah-masalah maknawi maupun masalah-masalah materi. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam telah bersabda, “Ada tiga perkara, barang siapa ketiganya berada dalam dirinya ia pasti mendapat pahala dan keimanan yang sempurna, yaitu akhlak yang baik yang disandangnya dalam kehidupan bermasyarakat; sifat wara’ berhati-hati yang mencegahnya dari hal-hal yang diharamkan Allah Swt. dan sifat penyantun yang membuatnya memaafkan kebodohan orang yang jahil terhadap dirinya.” HR. al-Bazzar melalui Anas Wara; adalah menjauhkan diri dari hal-hal yang syubhat, terlebih lagi dari hal-hal yang diharamkan oleh Allah. Al Hilmu , adalah sifat penyantun atau berlapang dada bila menghadapi orang-orang yang tidak mengerti. Yang dimaksud dengan Khuluqun ialah menghiasi diri dengan akhlak yang mulia dalam bergaul dengan orang-orang. Barang siapa yang ingin mendapat pahala dan iman yang sempurna, hendaknya kita mengamalkan ketiga hal tersebut. Dari sini tampaklah bahwa akhlak merupakan sesuatu yang melekat dalam diri seseorang, bukan sesuatu yang tampak secara lahirnya, maka akhlak berhubungan dengan batin seorang, supaya akhlak itu diketahui oleh orang lain, maka harus ditunjukkan lewat perbuatan yang nyata, yaitu perilaku. Jadi perilaku adalah pengejawentahan dari akhlak seseorang. Untuk mengetahui akhlak seseorang, maka perlu melihat perilaku kesehariannya, karena perilaku keseharian seseorang adalah dalil, dan tanda dan bukti akhlak yang dimilikinya. Apabila perilaku kesehariannya baik maka, hal itu menunjukkan kebaikan akhlaknya, begitu juga sebaliknya apabila perilakunya buruk, maka akhlaknya pun buruk. Akhlak yang baik dalam kehidupan muslim secara umum dan dalam berkhidmat kepada Allah khususnya adalah tali keimanan yang kuat dan derajat keimanan yang tertinggi. Sebagaimana sabda Nabi Saw, “Orang-orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah yang akhlaknya paling mulia.” HR. Thobrani melalui Ibnu Umar Akhlak yang mulia adalah keharusan social bagi seluruh masyarakat. Karena barang siapa berakhlak mulia, maka dialah yang paling dicintai Allah Swt. Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah Swt. Maha Pemurah, Dia mencintai sifat pemurah, dan Dia mencintai akhlak yang mulia serta membenci akhlak yang rendah.” HR. Na’im melalui Ibnu Abbas Akhlak yang baik menjadikan seorang menjadi sebaik-baiknya manusia. Nabi Saw bersabda, “Sesungguhnya orang yang paling baik di antara kalian ialah orang yang paling baik akhlaknya.’ HR. Thabrani melalui Ibnu Umar Akhlak yang baik dapat mengangkat pelakunya ke dalam golongan orang-orang yang baik. Dalam hadits yang lain dinyatakan bahwa, “Orang-orang yang terpilih di antara kalian adalah orang yang paling baik akhlaknya.” HR. Bukhari dan Muslim. Hadits ini menjelaskan bahwa seseorang di nilai dari akhlaknya, apabila akhlaknya baik maka ia termasuk orang yang baik, dan apabila akhlaknya buruk, maka ia termasuk orang yang buruk. Akhlak yang baik adalah bagian dari ibadah, anugerah dan pemberian yang paling agung. Dalam hal ini Rasulullah Saw. bersabda, “Tidak ada amal yang bisa memberatkan timbangan seseorang di hari kiamat nanti melainkan akhlak yang baik.” HR. Abu Dawud dan Ahmad. Beliau Saw. bersabda lagi, “Kemuliaan orang adalah agamanya, harga dirinya kehormatannya adalah akalnya, sedangkan ketinggian kedudukannya adalah akhlaknya.” HR. Ahmad dan Al-Hakim. Dan dalam hadits yang lain Beliau bersabda, “Allah menyayangi orang yang bersikap lapang dada toleran, baik ketika menjual, membeli, atau ketika menagih sesuatu kepada orang lain.” HR. Bukhari. Beliau Saw. berlanjut mengatakan, “Sebaik-baik kalian dalam hal keislaman adalah yang paling baik akhlaknya, dengan syarat juga memiliki pemahaman yang baik tentang ajaran-ajaran agama.” HR. Ahmad. Dan dalam Sabdanya yang lain, “Sebaik-baik anugerah yang diberikan kepada manusia adalah akhlak yang baik, dan seburuk-buruk yang diberikan kepada manusia adalah hati yang buruk pada rupa yang baik.” HR. Usamah ibnu Suraikh. Tiada suatu hal pun yang lebih indah dalam diri seseorang selain dari akhlak yang mulia, dan tiada yang lebih buruk dalam diri seseorang selain dari akhlak yang jahat. Berakhlak mulia merupakan salah satu penyebab utama agar seseorang bisa terlepas dari api neraka, dan menjadi penyebab utama dalam memperoleh derajat yang tinggi di dalam surga. Dan itu adalah tujuan terakhir setiap muslim setelah tujuan mendapatkan keridhaan Allah. Dalam hal ini Rasulullah Saw. bersabda, “Akhlak yang mulia itu ada sepuluh macam, terkadang semuanya terdapat dalam diri seseorang tetapi tidak terdapat dalam diri anaknya; terkadang semuanya terdapat dalam diri seorang anak, tetapi tidak terdapat dalam diri ayahnya; terkadang semuanya terdapat dalam diri seorang hamba, tetapi tidak terdapat dalam diri tuannya. Allah membagikannya kepada orang yang dikehendaki-Nya hidup behagia. Yaitu Jujur dalam berbicara, pemberani dalam medan perang, selalu memberi orang yang meminta, selalu membalas perbuatan baik, memelihara amanat, bersilatuhami; memelihara hak-hak tetangga dan teman, menghormati tamu; dan yang paling utama di antara kesemuanya adalah malu.” melalui Aisyah Nabi Muhammad Saw. menjamin orang yang berakhlak baik akan menempati surga yang paling tinggi, Dalam hal ini Rasulullah Saw. bersabda, “Aku adalah pemimpin di sebuah rumah di dalam surga nanti yang diperuntukan bagi orang yang meninggalkan perdebatan, walaupun orang tersebut berada di pihak yang benar. Aku pemimpin di dalam rumah di tengah-tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta, walaupun hanya untuk bermain-main. Aku pemimpin di sebuah rumah di surga yang tertinggi bagi orang yang memiliki akhlak yang baik.” Nabi Saw. pernah ditanya mengenai perihal mengapa banyak manusia masuk ke dalam surga. Sabda Rasulullah Saw, “Bertaqwa kepada Allah dan berakhlak baik”. HR. Attirmidzi dan Ibnu Hiban. Dalam sebuah hadist yang lain Beliau bersabda, “Sesungguhnya api neraka akan terhalang untuk membakar dari setiap orang yang beribadah, pemaaf dan pemurah.” HR. Ahmad. Akhlak yang mulia menimbulkan kecintaan manusia, dan memperkuat kasih sayang. Inilah rahasia mengapa orang-orang yang berakhlak mulia selalu dicintai dan dikelilingi manusia. Khalifahur Rasidun ke empat Ali bin Abi Thalib mengatakan bahwa Akhlak yang baik melahirkan kecintaan dan memperkuat kasih sayang, barang siapa yang baik akhlaknya maka banyak yang mencintainya, dan manusia senang kepadanya. Barangsiapa yang buruk akhlaknya maka teman dan sahabatnya akan membiarkannya menjadi miskin”. Wallahu A’lam bish Shawab. Diningrat * Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Bandung. * Anggota PB Al Washliyah Jakarta. * Mantan Ketua PW Al Washliyah Jawa Barat.
IbnulMubarak rahimahullah berkata, “Akhlak yang baik adalah wajah yang selalu berseri, melakukan yang makruf dan menahan diri dari menyakiti.” Ishaq bin Rahuyah rahimahullah berkata, “Akhlak yang baik adalah wajah yang berseri dan menahan amarah.” (Lihat beberapa ucapan salaf tentang tentang husnul khuluq dalam Jami’ul Ulum wal HikamHome Privacy Policy Contact US Disclaimer About Us Sitemap Homeucapan yang baik akan membawa kepada akhlak Ucapan Yang Baik -Ucapan Yang Baik- Mengungkapkan Ucapan Yang Baik terhadap orang-orang yang kita kasihi yakni suatu hal yang wajib dilaksanakan. Dengan demikian itu, maka hubungan di antara kalian malahan akan semakin erat dan harmonis lagi dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Melainkan kadangkala mencari Ucapan Yang Baik yang pas menjadi kendala utama. Hal hal yang demikian jangan cemas lagi, […] MENJADIHAMBA ALLAH YANG BERAKHLAK. 1. Pengertian akhlak. Secara bahasa kata akhlak berasal dari bahasa Arab al-akhlak, yang merupakan bentuk jamak dari kata khuluqatau al-khaliqyang berarti a) tabiat,budi pekerti,b) kebiasaan atau adat,c) keperwiraan, kesatriaan, kejantananSedangkan pengertian secara istilah, akhlak adalah suatu keadaan
Ucapanyg baik akan membawa kepada akhlak - 15958871 abimanyu52 abimanyu52 22.05.2018 B. Arab Sekolah Dasar Ucapan yg baik akan membawa kepada akhlak 2 Lihat jawaban shaalimm shaalimm Akhlak yang baik monmap kl slh yang bener karimah,atau mahmudah,gmn sih sugaoppa sugaoppa Baik dan mulia .. smoga membantu